Halaman

Sabtu, 26 Mei 2012

7M Agar Anak Selalu Hidup Bersama Al-Quran


Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang soleh dan solehah. Anak soleh dan solehah merupakan harta yang paling berharga bagi orang tua. Untuk mendapatkan semua itu, tentu harus ada kesungguhan yang tinggi dari orang tua dalam mendidik anak. Salah satu yang wajib diajarkan kepada anak adalah segala hal tentang al-Quran karena ia adalah pedoman hidup manusia.
Rasulullah SAW bersabda :“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu; mencintai ahlul baitnya; dan membaca al-Quran kerana orang-orang yang memelihara al-Quran itu berada dalam lindungan singahsana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya; mereka beserta para nabi-Nya dan orang-orang suci”. (HR ath-Thabrani)
Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal soleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS al-Isra' (17: 9)
Al-Quran sebaiknya diajarkan pada anak  seawal mungkin, Semakin awal semakin baik. Akan sangat bagus jika sejak anak dalam kandungan seolah-olah calon anak kita itu sudah terbiasa 'hidup bersama' al-Quran; yakni ketika si ibu yang mengandungnya, rajin membaca al-Quran.
7M Agar Anak Selalu Hidup Bersama al-Quran

1.  Mengenalkan
Saat yang paling tepat mengenalkan al-Quran adalah ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Sesekali perlihatkanlah al-Quran kepada anak sebelum mereka mengenal buku-buku lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik. Mengenalkan al-Quran juga boleh dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyah; bukan mengajarinya membaca, tetapi sekadar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C, D. Tempelkan gambar-gambar tersebut di tempat yang sering dilihat anak; lengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, anak akan terpancing untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf al-Quran.

2. Memperdengarkan
Memperdengarkan ayat-ayat al-Quran boleh dilakukan secara langsung atau dengan memainkan kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, insyaAllah memperdengarkan al-Quran akan jauh lebih baik pengaruhnya bagi bayi. Apalagi jika ibunya yang membacanya sendiri. Ketika membaca al-Quran, suasana hati dan fikiran ibu akan menjadi lebih khusyuk dan tenang. Kondisi seperti ini akan sangat membantu perkembangan psikologi janin yang ada dalam kandungan. Ini karena, secara teori kondisi psikologi ibu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi, khususnya perkembangan psikologinya. Kondisi tertekan pada ibu akan berpengaruh buruk pada kandungannya. Memperdengarkan al-Quran boleh dilakukan kapan saja dan di mana saja juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa berbicara, insyaAllah lantunan ayat al-Quran itu akan terekam dalam memorinya. Jangan heran kalau tiba-tiba si kecil lancar melafazkan surah al-Fatihah, misalnya, begitu dia bisa berbicara. Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat al-Quran (surah-surah pendek) kepadanya terbukti memudahkan si anak menghafalkannya.

3.  Menghafalkan
Menghafalkan al-Quran boleh dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah dengan surah atau ayat yang pendek atau potongan ayat. Menghafal boleh dilakukan dengan cara seringkali membacakan ayat-ayat tersebut kepada anak. Jadi latihlah anak untuk menirunya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hafal di luar kepala. Masa kanak-kanak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak.Agar anak lebih mudah mengingat  ayat yang sedang dihafal anak boleh juga sering dibacakan ketika ayah menjadi imam. Disamping anak tidak mudah lupa, hal itu juga sebagai usaha membiasakan diri untuk mengisi kesibukan dengan amalan yang bermanfaat.
Nabi SAW bersabda: “Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya hafalan al-Quran itu lebih cepat lepasnya daripada seekor unta pada tambatannya”. (HR al-Bukhari dan Muslim)

4. Membaca
“Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitab Allah maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahawa alif-lam-mim adalah satu huruf. Akan tetapi, alif adalah satu huruf, lam satu huruf, dan mim juga satu huruf”. (HR at-Tirmidzi).
Sungguh luar biasa pahala dan kebaikan yang dijanjikan kepada siapa saja yang membaca al-Quran. Bimbing dan doronglah anak agar terbiasa membaca al-Quran setiap hari walau cuma beberapa ayat. orang tua penting memberikan contoh. Jadikanlah membaca al-Quran, terutamanya pada pagi hari setelah solat subuh atau setelah solat maghrib, sebagai kegiatan rutin dalam keluarga. Ajaklah anak-anak yang belum boleh membaca untuk bersama-sama mendengar kakaknya yang sedang membaca al-Quran. orang tua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kaidah-kaidah dan adab membaca al-Quran. Untuk bisa membaca al-Quran, termasuk mengetahui kaidah-kaidahnya, sekarang ini tidaklah sulit. Telah banyak metode yang ditawarkan untuk bisa mudah dan cepat membaca. Ada metode Iqra, Qiroati dan sebagainya.Metode-metode itu telah terbukti memudahkan ribuan anak-anak bahkan orang tua untuk mahir membaca al-Quran. Alangkah baiknya membaca al-Quran ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orang tua. Ketika seorang anak membaca, yang lain menyemaknya. Jika anak salah membaca, yang lain bisa membetulkan. Dengan cara itu, rumah akan selalu dipenuhi dengan bacaan al-Quran sehingga berkah.

5. Menulis
Belajar menulis akan mempermudah anak dalam belajar membaca al-Quran. Ajarkan kepada anak kata-kata tertentu yang mempunyai makna. Dengan begitu, selain anak bisa menulis, sekaligus anak belajar bahasa Arab. Mulailah dengan kata-kata pendek. Jika anak memiliki kemampuan yang lebih dalam menulis huruf al-Quran, mereka bisa diajari lebih lanjut dengan mempelajari seni kaligrafi. Rangkaian huruf menjadi suku kata yang mengandung arti bertujuan untuk melatih anak dalam memperkaya kosa kata, di samping memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya tentang setiap kata yang diucapkan serta mengembangkan cita rasa seni mereka. Jadi, tidak hanya bertujuan mengenalkan huruf al-Quran semata-mata.

6. Mengkaji
Ajaklah anak mula mempelajari isi al-Quran. Ayah bisa memimpinnya setelah solat maghrib atau subuh. Paling tidak, seminggu sekali pelajaran dalam keluarga ini dilakukan. Tema yang diangkat bisa jadi tema-tema yang ingin disampaikan berkaitan dengan perkembangan perilaku anak selama satu minggu atau beberapa hari. Kajian bersama, dengan merujuk pada satu atau dua ayat al-Quran ini, sekaligus dapat menjadi sarana tawsiyah untuk seluruh anggota keluarga. Pada waktu yang sama, tema yang akan dikaji bisa diserahkan kepada anak-anak. Adakalanya anak diminta untuk memimpin kajian. orang tua bisa memberi arahan atau pembetulan jika ada hal-hal yang kurang tepat. Cara ini sekaligus untuk melatih keberanian anak menyampaikan isi al-Quran.

7. Mengamalkan dan memperjuangkan
Al-Quran tentu  bukan hanya untuk dibaca, dihafal dan dikaji. Justru yang paling penting adalah diamalkan seluruh isinya dan diperjuangkan agar benar-benar dapat menyinari kehidupan manusia. Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan serta memperjuangkan al-Quran dan pahala yang akan diraihnya. InsyaAllah, hal ini akan memotivasi anak. Kepada anak juga bisa diceritakan tentang bagaimana para Sahabat dulu yang sangat teguh berpegang pada al-Quran; ceritakan pula bagaimana mereka bersama Rasulullah sepanjang hidupnya berjuang agar al-Quran tegak dalam kehidupan.

Semoga share ini bermanfaat bagi kita semua
Aamiinn ya Rabb,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar