Halaman

Minggu, 03 November 2013

Kumpulan Humor Ala Rasul


Subhanallah,Rasul kita yang mulia bukan hanya seorang panglima perang yang tegas dan pemimpin umat yang besar. Namun sosoknya yang bisa  menghangatkan suasana keluarga dan para sahabatnya dengan humornya yang cerdas. Shalawat serta salam tercurahkan padamu,ya Rasulluna Muhammad..
CANDA RASULULLAH KETIKA SAKIT KEPALA
Pada suatu hari, Rasulullah menemui Aisyah. Saat itu beliau dalam kondisi sakit kepala yang sangat berat. Ternyata di waktu yang sama Aisyah juga sedang mengeluhkan hal yang sama.
"Kepalaku sakit" kata Aisyah kepada Rasulullah.
"Aku juga, demi Allah wahai Aisyah, aku juga merasakan sakit kepala yang amat sangat" jawab Rasulullah. Lalu Rasulullah melanjutkan. "Apabila kα♏ŭ meninggal dunia terlebih dahulu, maka tenanglah, aku akan mengurusmu, menyalati dan mengiringi jenazahmu."
Apa jawab Aisyah kemudian?
"Demi Allah, sungguh aku dapat menebak, jika memang itu terjadi, maka engkau akan berduaan dengan salah seorang istrimu di rumahku padasore harinya." kata Aisyah kemudian dengan nada merajuk. Rasulullah hanya tertawa mendengar perkataan Aisyah ini.
(Hahaha konon Aisyah memang agak cemburuan gitu kan ya, hihihi)
***
KUDA TERBANG 'AISYAH
Ketika Rasulullah dalam perjalanan kembali pulang dari Perang Tabuk atau Khaibar, tiba-tiba angin berhembus kencang hingga menyingkap kain yang menutupi boneka mainan 'Aisyah. Melihat boneka-boneka mainan tersebut, Rasulullah bertanya "Wahai 'Aisyah, apa ini?". "Boneka mainan dan hiburanku," jawab 'Aisyah.
Nabi melihat diantara mainan itu terdapat kuda bersayap yang terbuat dari kain. Rasulullah pun bertanya lebih lanjut, "Apa itu yang berada diantara mainan ini?" 'Aisyah menjawab, "Kuda." "Lalu apa yang menempel di tubuhnya itu?" tanya Rasulullah lagi. "Dua sayap" jawab 'Aisyah
Mendengar jawaban 'Aisyah ini, maka Rasulullah bertanya dengan sedikit keheranan "Kuda mempunyai dua sayap?" "Tidakkah engkau mendengarkisah tentang Nabi Sulaiman yang mempunya kuda bersayap?" jawab 'Aisyah menegaskan.
Mendengar jawaban 'Aisyah ini, maka Rasulullah pun tertawa hingga terlihat gigi-gigi putihnya.
*****

AISYAH GUGUP SAMA UMAR
Ketika Aisyah sedang berbincang-bincang dengan seorang perempuan dirumahnya, tiba-tiba Rasulullah masukke dalam rumah. Saat itu Aisyah masihsaja meneruskan perbincangannya dengan perempuan tersebut.Beberapa saat kemu
dian Umar bin Khattab juga masuk. Begitu Umar memasuki rumah, Aisyah langsung terdiam menghentikan bicaranya dan duduk dengan tenang. Melihat perilaku Aisyah yang mendadak terdiam begitu melihat Umar, maka Rasulullah pun tertawa geli.Karena penasaran, Umar pun bertanya"Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu tertawa?"Rasulullah bukannya langsung menjelaskan alasan tertawanya kepada Umar, beliau malah mengajak Umar keluar dan berbicara tentang hallain. Umar pun berkata, "Demi Allah, aku tidak akan pergi hingga aku mendengar Rasulullah mengatakan alasannya kepadaku."Rasulullah pun lalu memerintahkan Aisyah untuk mengatakan alasannya. Dan Aisyah pun menjelaskan alasannya kepada Umar, bahwa diam-diam dia selalu gugup dan ketakutan setiap kali berhadapan dengan sosok Umar.kenapa Aisyah sampai gugup dan ketakutan dengan sosok Umar bin Khattab? Ternyata ada ceritanya. Berikut ini.
CERITA AISYAH, SAUDAH DAN DAGING KELINCI
Suatu hari Aisyah menghidangkan daging kelinci yang telah dimasak secara khusus untuk Rasulullah. Kemudian Aisyah berkata kepada Saudah (sedang Rasulullah waktu itu sedang berada ditengah-tengah keduaistrinya ini). "Wahai Saudah, makanlahdaging ini."Saudah enggan memakannya."kα♏ŭ mau makan atau aku akan melumurkan makanan ini ke mukamu?!" kata Aisyah agak mengancam. Saudah tetap diam dan enggan untuk makan. Maka Aisyah meletakkan tangannya pada daging kelinci yang telah masak tersebut, lalumelumurkannya pada wajah Saudah.Rasulullah pun tersenyum melihat tingkah Aisyah sembari mengusapkan tangannya ke wajah Saudah."Sekarang lumurilah wajah Aisyah." Saudah Pun melakukannya. Lalu beliau tertawa lagi.Dalam keadaan demikian, tiba-tiba adasuara Umar bin Khattab "Wahai Abdullah... Wahai Abdullah..". Mendengar suara Umar ini, Rasulullah mengira Umar akan masuk kedalam rumah sehingga cepat-cepat beliau berkata kepada kedua istrinya "Berdiri dan basuhlah wajah kalian berdua."Sejak kejadian itu, Aisyah merasa takut kepada Umar....karena Rasulullah sendiri pun segan kepadanya.
 BIJI BUAH KURMA
Suatu ketika, Rasulullah saw dan para sahabat ra sedang ifthor. Setiap kali mereka makan sebuah kurma, biji- biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing- masing. Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan
 terlalu banyak kurma. Biji- biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rasulullah. Maka Ali pun secara diam- diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rasulullah.Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan, “ Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu.”Nabi pun tersenyum dan menjawab, “Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya”. (HR. Bukhori)
ANAK UNTA
Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW, dan dia meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencariunta untuk memindahkan barang-barangnya.Rasulullah berkata : “Kalau begitu kamu pi
ndahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”.Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul bebanyang berat.“Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?”Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibuselain unta”Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih)*
NENEK-NENEK TIDAK MASUK SURGA
Rasulullah SAW juga pernah bergurau dengan nenek-nenek tua yang datang dan berkata, “Doakan aku kepada Allahagar Allah memasukkan aku ke surga .”Maka Nabi SAW berkata kepadanya, “Wahai Ummu Fulan! Sesungguhnya surga itu tidak dimasuki orang yang sudah tua .”Maka wanita tua itu pun menangis , karena ia memahami apa adanya.Kemudian Rasulullah SAW memahamkannya, bahwa ketika dia masuk surga, tidak akan masuk surga sebagai orang yang sudah tua, tetapi berubah menjadi muda belia dan cantik.Lalu Nabi SAW membaca firman Allah SWT:“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita-wanita surga) itu dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al Waqi’ah: 35-37)

Pengorbanan Cinta Salman Al-Farisi


 

Alangkah bahagianya apabila kita dapat menikahi seseorang yang kita cintai. Namun, bagaimana jika seseorang yang kita cintai pada takdir yang ditetapkan Allah harus menikah dengan orang lain atau sahabat bahkan saudara kita sendiri? Hal ini bukan cerita dongeng, tapi PENGORBANAN yang pernah dialami oleh salah satu sahabat Rasulullah SAW, ia adalah Salman Al-Farisi ra. Cintanya harus dikorbankan untuk saudaranya yang ia cintai karena Allah.

salman Al-Farisi pada awal hidupnya adalah seorang bangsawan dari Persia, sebagai seorang Persia ia menganut agama Majusi, tapi ia tidak merasa nyaman dengan agamanya. Kemudian ia mengalami pergolakan batin untuk mencari agama yang dapat menentramkan hatinya. Pencarian agamanya membawa hingga ke Jazirah Arab dan akhirnya memeluk agama Islam.

Ia menjadi pahlawan dengan ide membuat parit dalam upaya melindungi kota Madinah dalam pertempuran Khandaq. Setelah meninggalkan Nabi Muhammad, ia didkirim untuk menjadi gubernur di daerah kelahirannya hingga ia wafat. Salman Al-Farisi termasuk sahabat Nabi yang dekat bahkan ada sebuah riwayat Rasulullah SAW menyatakan, “ Salman termasuk keluarga bagi kami”.

Salman AL-Farishi memang sudah waktunya untuk menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat dihatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih, tetapi sebagai pilihan dan pilihan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilihan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.

Tapi bagaimanapun ia merasa asing disini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukan tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum dikenalnay. Ia berfikir, melamar gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seseorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khitbah. Maka disampaikannya gelegak hati itu kepada sahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abud Darda’.

“Subhanallah...wal hamdulillah..., girang Abud Darda mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua sahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

“ saya adalah Abud Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman Al-Farisi seorang Persia. Allah telah memulyakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama disisi Rasulullah SAW, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri anda untuk dipersuntingnya.” Fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

“ adalah kehormatan bagi kami,” ucap tuan rumah, “ menerima anda berdua, sahabat Rasulullah yang mulia.” “ dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang sahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ibi sepenuhnya saya serahkan kepada putri kami.” Tuan rumah memberi isyarat kearah hijab yang dibelakangnya sang putri menanti dengan segala debar hati.

“maafkan kami atas keterus terangan ini,” kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. “ tetapi karena anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun, jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama,  maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Jelas sudah, keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar dari pada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan, yaitu reaksi Salman. Bayangkan, sebuah perasaan dimana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan, sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran, bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. 

“Allahu Akbar”, seru Salman, “ semua mahar dan nafkah yang telah kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abud Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!” teman baikku dunia akhirat. Dan aku akan menjadi saksi pernikahan  bersejarah kalian!” air mata kasih dan syukur membening suasana redup disuatu petang itu.

Subhanallah...... sebuah pengorbanan cinta yang agung dan mengharukan. Begitulah apabila cinta didasarkan pada cinta karena Allah. Sakit..akan menjadi indah karena Allah. 

Semoga kita bisa mengambil hikam dari kisah Salman Al-Farisi ini  ^_^

Ref: Jalan Cinta Para Pejuang, karya Salim A. Fillah

Selasa, 04 Juni 2013

A Women

All About Women
 
  1. Wanita mampu menyembunyikan cinta selama puluhan tahun, namun dia tidak mampu menyembunyikan kebencian walaupun hanya sesaat.
  2. Wanita disempurnakan dari tulang rusuk bukan tulang kepala hingga tinggi, bukan tulang kaki hingga rendah, karena ia adalah teman
  3. Sesungguhnya Allah menciptakan wanita dari kelemahan dan aurat. Maka, obatilah kelemahan mereka dengan diam, dan tutupilah aurat itu dengan menempatkannya di rumah.
  4. Karena wanita diciptakan tidak sama dia kelemahan dari kelebihan lelaki dan kelebihan dari kelemahan lelaki, ia melengkapi
  5. Sebaik-baik perangai wanita adalah seburuk-buruk perangai pria yaitu; angkuh, penakut, kikir. Jika wanita angkuh, dia tidak akan memberi kuasa kepada nafsunya. Jika wanita itu kikir, dia akan menjaga hartanya dan harta suaminya. Dan jika wanita itu penakut, dia akan takut dari segala sesuatu yang menimpanya.
  6. Karena wanita lekas linangan air matanya saat sedih, baik saat senang karenanya suami diberikan dada yang lebih bidang
  7. Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, karena mungkin saja kecantikannya akan membinasakannya. Dan jangan pula kalian menikahi wanita karena hartanya, karena mungkin saja hartanya akan menjadikannya bersikap sewenang-wenang. Akan tetapi, nikahilah wanita itu karena agamanya. Sungguh, seorang budak hitam yang putus hidungnya, tetapi kuat agamanya, dia lebih utama.
  8. Lembut lemah wanita tercipta untuk berikan keturunan maka dia penolong yang menawan, bukan lawan tanding yang sepadan
  9. Aib yang terdapat pada seorang wanita akan terus ada selamanya. Aib ini juga akan menimpa anak-anaknya setelah menimpa ayah mereka.
  10. Lemah lembutnya wanita bisa menguatkan suaminya dan kekuatan suaminya adalah jika bisa berlaku lembut terhadap istrinya
  11. Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran, sedangkan kecemburuan seorang laki-laki adalah keimanan.
  12. Wanita memiliki rahim, begitulah mereka menciptakan kerabat sekaligus mengajari lelaki bahwa mereka tiada ada tanpa wanita
  13. Seorang wanita tidak perlukan lelaki yang pintar mengarang alasan tapi wanita sangat menghargai lelaki yang berkata lewat perbuatan
  14. Seorang istri tidak perlukan suami yang pandai membangun argumen karena yang ia harapkan hanya pengertian dan rasa aman
  15. Tidak berarti bagi istri alasan logis, fakta akurat dan detail penjelasan ungkapan sayang sepele, dan pelukan akan berikan lindungan
  16. Bahkan seringkali seorang istri tidak perlukan lelaki yang pintar bicara lebih berarti seorang lelaki yang pandai mendegar makna
  17. Karena bahagia bagi wanita bukan masalah fisik lahir tapi apa yang bisa dirasa dalam hati batin
  18. Wanita lembut bukan untuk diinjak, melainkan untuk dilindungi bagaikan hamparan hijau permadani dibawah kokoh rindang pohon berseri
  19. Bila selama ini wanita menaatimu wahai suami berikan sedikit waktu bagi mereka untuk lakukan apa yang mereka nikmati
  20. Karena wanita dicintai tersebab kelemahannya karena ia harus dilindungi dan dijaga
  21. Hargailah wanita, karena hargamu tergantung daripadanya karena lelaki selalu dilihat dari 3 wanita (istri, ibu, anak perempuannya)
  22. Tugas suami adalah mendidik istrinya agar paham dan mendidik itu dengan pengertian, bukan suara keras dan ringan tangan
  23. Bila istri belum memahami maka hendaklah suami bertanya apa yang salah dari cara didiknya, bukan bertanya siapa yang dia didik
  24. Seharusnya wanita menyambutmu dengan senyum laksana anak kecil saat hadirmu dirumah tanda bahagia wanita nyata di muka
  25. Jika istri tidak bahagia bersama kita, mungkin perlu kembali kita kaji Islam, dan jalan hidup Nabi, agar pandai bahagiakannya

Sabtu, 15 Desember 2012

HIJAB

-->

            Ada dua istilah yang digunakan dalam al-Quran yang digunakan untuk penutup kepala yaitu khumur dan jalabib, keduanya dalam bentuk jamak dan generik. Kata khumur (QS An-Nur: 31) bentuk jamak dari kata khimar dan jalabib (QS Al-Ahzab: 59) bentuk jamak dari kata jilbab.

            Al-Qur'an dan al-Hadis tidak pernah secara khusus menyinggung bentuk pakaian penutup muka. Bahkan, dalam al-hadis, muka termasuk dalam pengecualian dan dalam suasana ihram tidak boleh ditutupi. Lagi pula, ayat-ayat yang berbicara tentang penutup kepala tidak satu pun disangkutpautkan dengan unsur mitologi dan strata sosial. Dua ayat tersebut di atas merupakan tanggapan terhadap kejadian khusus yang terjadi pada masa Nabi. Penerapan ayat seperti ini menimbulkan perbedaan pendapat dikalangan ulama usul fiqh, apakah yang dijadikan pengangan, apakah lafaznya yang bersifat umum ataukah sebab turunnya yang bersifat khusus.

            Dua ayat tersebut dalam konteks keamanan dan kenyamanan kaum perempuan. Bandingkan dengan tradisi chador dalam tradisi Sasania-Persia, dianggap sebagai pengganti kemah menstrual (menstrual hut), tempat pengasingan perempuan menstruasi di luar perkampungan. Sedangkan dalam tradisi Yunani, jilbab dianggap sebagai indentitas kelas sosial tertentu.

            Ayat khimar turun untuk menanggapi model pakaian perempuan yang ketika itu menggunakan penutup kepala (muqani'), tetapi tidak menjangkau bagian dada, sehingga bagian dada dan leher tetap kelihatan. Menurut Muhammad Sa'id al-'Asymawi, Surat al-Nur/24:31 turun untuk memberikan pembedaan antara perempuan mukmin dan perempuan selainnya, tidak dimaksudkan untuk menjadi format abadi (uridu fihi wadl' al-tamyiz, wa laisa hukman muabbadan).

            Ayat jilbab juga turun berkenaan seorang perempuan terhormat yang bermaksud membuang hajat di belakang rumah di malam hari tanpa menggunakan jilbab, maka datanglah laki-laki iseng mengganggu karena dikira budak. Peristiwa ini menjadi sebab turunnya surat al-Ahzab/33:33. Menurut Al-'Asymawi dan Muhammad Syahrur, terkait dengan alasan dan motivasi tertentu (illat); karenanya berlaku kaidah: Suatu hukum terkait dengan illat, di mana ada illat di situ ada hukum. Jika illat berubah, maka hukum pun berubah.

            Ayat hijab, sangat terkait dengan keterbatasan tempat tinggal Nabi bersama beberapa istrinya dan semakin besarnya jumlah sahabat yang berkepentingan dengannya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (perlu diingat, ayat hijab ini turun setelah kejadian tuduhan palsu/hadis al-ifk terhadap 'Aisyah), Umar mengusulkan agar dibuat sekat (Arab: hijab) antara ruang tamu dan ruang privat Nabi. Tetapi, tidak lama kemudian turunlah ayat hijab.

            Sedangkan, hadis yang berhubungan langsung dengan penggunaan jilbab hanya ditemukan dalam dua hadis ahad, hadis yang diriwayatkan perorangan, bukan secara kolektif dan massif (masyhur atau mutawatir). Hadis pertama bersumber dari Aisyah, Rasulullah bersabda, "Tidak diperkenankan seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan Rasulnya jika sudah sampai usia balig menampakkan (anggota badannya) selain muka dan kedua tangannya sampai di sini," sambil menunjukkan setengah hasta.

            Hadis kedua dari Abu Daud yang diterima dari Aisyah, yang menceritakan ketika Asma binti Abi Bakr masuk ke rumah kediaman Rasulullah SAW, lalu Rasulullah mengatakan kepadanya, "Wahai Asma, sesungguhnya perempuan jika sampai usia balig, tidak boleh dipandang kecuali yang ini," sambil Rasulullah menunjukkan wajah dan telapak tangannya.


            Menurut al-'Asymawi, kedua hadis tersebut termasuk hadis ahad, bukan mutawatir atau masyhur. Berdasar dengan hadis ahad memang kontroversial di kalangan ulama Usul Fiqh. Salah satu hadis tersebut di-mursal-kan (jaringan penutur terputus sampai pada tabaqat sahabat) oleh Abu Daud, karena bersumber dari Khalid ibn Darik yang bukan hanya tidak berjumpa (mu'asarah) tetapi juga tidak ketemu (liqa') dengan Aisyah. Di samping itu, hadis ini mulai populer pada abad ketiga Hijriah., dipopulerkan oleh Khalid ibn Darik, yang kemudian dimonumentalkan dalam Sunan Abu Daud. Kalau sekiranya hadis ini direpresentasikan pada umat Islam, maka sejak awal jilbab menjadi tradisi kolektif keseharian (sunnah mutawatirah bi al-fi'l), bukannya dengan kualifikasi hadis ahad-mursal. Tradisi jilbab di kalangan sahabat dan tabi'in, menurut al-'Asymawi, lebih merupakan keharusan budaya daripada keharusan agama.

            Muhammad Syahrur dalam bukunya Al-Kitab wa al-Qur'an juga pernah menyatakan hijab hanya termasuk dalam urusan harga diri, bukan urusan halal atau haram. Pada awal abad ke-19 Qasim Amin dalam Tahrir al-Mar'ah sudah mempersoalkan hal ini. Namun perlu ditegaskan, meskipun pemikir itu berpandangan kritis terhadap jilbab, tetapi mereka tetap mengidealkan penggunaan jilbab bagi perempuan. Inti wacana mereka adalah bagaimana jilbab tidak membungkus kreativitas dan produktivitas perempuan, bukannya melarang atau menganjurkan pembukaan jilbab.

Ketika gerakan para mullah mulai marak di Iran pada tahun 1970-an dan mencapai puncaknya ketika Imam Khomeini berhasil menggusur Reza Pahlevi yang dipopulerkan sebagai antek dunia Barat di Timur Tengah, maka Khomeini menjadi lambang kemenangan Islam terhadap boneka Barat. Simbol-simbol kekuatan Khomeini, seperti foto Imam Khomeini dan komunitas Black Veil menjadi tren di kalangan generasi muda Islam seluruh dunia. Semenjak itu jilbab mulai menghiasi kampus dunia Islam, tidak terkecuali Indonesia. Identitas jilbab seolah sebagai lambang kemenangan.

Perkembangan berikutnya, ketika perang dingin blok Timur dan blok Barat usai berbarengan dengan semakin pesatnya kekuatan pengaruh globalisasi, maka timbul kecemasan lebih kompleks dari kalangan umat Islam. Islam dan berbagai pranatanya berhadapan langsung dengan dunia Barat. Apa yang dilukiskan Huntington benturan Barat-Islam akan terjadi pada pasca benturan Timur-Barat, menunjukkan adanya tanda kebenaran, terutama setelah peristiwa 11 September 2001.

Sebagian umat Islam percaya bahwa untuk mengembalikan kekuatan Islam seperti zaman kejayaan dulu, umat Islam harus kembali kepada formalisme keagamaan dan sejarah masa lampaunya. Semangat mengembalikan simbol dan identitas Islam masa lalu terus dipompakan, termasuk di antaranya penggunaan jilbab bagi kaum perempuan dan pemeliharaan kumis dan jenggot bagi laki-laki.

Kadar proteksi dan ideologi di balik fenomena jilbab di Indonesia tidak terlalu menonjol. Fenomena yang lebih menonjol ialah jilbab sebagai tren, mode, dan privacy sebagai akumulasi pembengkakan kualitas pendidikan agama dan dakwah di dalam masyarakat. Lagi pula, bukankah salah satu ciri budaya bangsa dalam potret perempuan masa lalu adalah kerudung? Tidak perlu over estimate atau fobia bahwa fenomena jilbab merupakan bagian dari jaringan ideologi tertentu yang menakutkan. Jilbab tidak perlu dikesankan seperti "imigran gelap" yang selalu dimata-matai, seperti yang pernah terjadi pada masa lalu yaitu fenomena jilbab dicurigai sebagai bagian dari ekspor Revolusi Iran. Sepanjang fenomena jilbab tumbuh di atas kesadaran sebagai sebuah pilihan dan sebagai ekspresi pencarian jati diri seorang perempuan muslimah, tidak ada unsur paksaan dan tekanan, itu sah-sah saja. Tidakkah manusiawi jika seseorang menentukan pilihannya secara sadar?

Pada masa sekarang, jilbab yang dicitrakan sebagai sebuah indentitas muslimah yang baik mengalami semacam distorsi yang bergeser dari aturan yang melingkupinya. Kaidah atau aturan berbusana semakin jauh dari etika islam. Jilbab yang semula merupakan hal yang boleh dikatakan harus, sekarang berubah menjadi semacam aksesoris pelengkap yang mendukung penampilan para wanita islam. Hal ini mengkhawatirkan. Berkaitan dengan latar belakang turunnya ayat jilbab yang meluruskan tradisi jilbab wanita pra-Islam yang melilitkan jilbabnya kepunggungnya, agar dijumbaikan ke depan dadanya, agar tidak memancing laki-laki iseng mengganggu, karena menganggap mereka adalah budak. Namun hal ini kembali terjadi pada masa belakangan ini. Berapa banyak kita menyaksikan para muslimah yang memakai jilbab dengan mencontoh kembali cara berjilbabnya wanita jahiliyyah. Seakan-akan dengan telah memakai jilbab dengan seadanya mereka telah memenuhi kewajiban mereka menutup aurat. Jilbab yang berkembang belakangan disebut dengan kudung gaul atau kudung gaya selebritis. Islam secara spesifik memang tidak menentukan bentuk dari busana muslimah, namun yang jelas menetapkan kaidah yang jelas untuk sebuah busana agar disebut sebagai busana muslimah.

            Syarat-syarat busana muslimah menurut Al Albani adalah: (1) Busana yang meliputi seluruh badan selain yang dikecualikan (muka dan telapak tangan). (2) Busana (jilbab) yang tidak merupakan bentuk perhiasan kecantikan. (3). Merupakan busana rangkap dan tidak tipis. (4) Lebar dan tidak sempit, sehingga tampak bagian dari bentuk tubuh. (5) Tidak berbau wangi-wangian dan tidak tipis. (6) Tidak menyerupai busana laki-laki. (7) Tidak menyerupai busana wanita-wanita kafir. (8) Tidak merupakan pakaian yang menyolok mata atau aneh dan menarik perhatian.

            Sedangkan menurut H. RAy Sitoresmi Prabu Ningrat, jilbab lebih merupakan produk sejarah, karena ajaran Islam sendiri tidak memberikan corak atau model pakaian secara rinci. Karena ia lebih merupakan mode, maka bisa berbeda atara daerah satu dengan daerah lainnya. Dan lagi menurutnya berdasarkan dari ajaran Islam yang terkandung dalam surat al-A'raf ayat 26, al-Ahzab ayat 59 dan an-Nur ayat 31 diketahui bahwa esensi dari pakaian yang bernafaskan taqwa bagi wanita mukminah mengandung unsur sebagai berikut, (a) menjauhkan wanita dari gangguan laki-laki jahat dan nakal, (b) menjadi pembeda antara wanita yang berakhlaq terpuji dengan wanita yang berakhlaq tercela, (c) menghindari timbulnya fitnah seksual bagi kaum laki-laki dan (d) memelihara kesucian agama dari wainta yang bersangkutan. Pakaian yang memenui empat prinsip ini seharusnya memiliki syarat-syarat sebagai berikut, yaitu, menutupi seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan, bahan yang digunakan tidak terlalu tipis sehingga tembus pandang atau transparant dan berpotongan tidak ketat hingga dapat menimbulkan semangat erotis bagi yang memandangnya.

            Berkaitan dengan fungsi jilbab yang disyari'atkan dalam Islam ini adalah menutup aurat wanita yang diwajibkan menutupnya. Sampai seberapa ukuran tubuh yang harus ditutup dengan jilbab akan sangat tergantung dengan pemahaman ulama terhadap nash-nash al-Qur'an dan Sunnah yang bersifat zanni (dapat ditafsirkan), dan pendapat para fuqaha' dalam ijtihad mereka tentang batas aurat wanita sebagaimana yang digariskan dalam surat An-Nur ayat 31:"wala yubdina zinatahunna illa ma zahara minha...". 

Perbedaan pendapat ulama tentang aurat tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Jumhur fuqaha', diantaranya mazhab-mazhab Maliki, Syafi'i, Ibn Hazm, Syi'ah Zaidiah, yang masyhur dari Hambali dan salah satu riwayat dari mazhab Hanafi dan Syi'ah Imamiah yang diriwayatkan dari tingkatan tabi'in seperti Ata' dan Hasan Basri dan tingkatan sahabat seperti 'Ali ibn Abi Talib, A'isyah dan Ibn Abbas berpendapat bahwa:"hanya muka dan kedua telapak tangan saja yang bukan termasuk aurat wanita."
  2. Sufyan as-Sauri, Mazin dan salah satu kalangan dari mazhab Hanafi mengatakan bahwa, muka dan kedua talapak tangan dan telapak kaki tidak termasuk aurat bagi kaum wanita.
  3. Salah satu pendapat dari kalangan mazhab Hambali dan sebagian Syi'ah Zaidah dan Zahiri berpendapat bahwa hanya muka saja dari tubuh wanita yang tidak ternasuk aurat.
  4. Salah satu riwayat dari Imam Ahmad ibn Hambal dan berpendapat Abu Bakar ibn 'Abdu ar-Rahman dari kalangan tabi'in mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita tanpa pengecualian adalah aurat.
           


Sabtu, 26 Mei 2012

7M Agar Anak Selalu Hidup Bersama Al-Quran


Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang soleh dan solehah. Anak soleh dan solehah merupakan harta yang paling berharga bagi orang tua. Untuk mendapatkan semua itu, tentu harus ada kesungguhan yang tinggi dari orang tua dalam mendidik anak. Salah satu yang wajib diajarkan kepada anak adalah segala hal tentang al-Quran karena ia adalah pedoman hidup manusia.
Rasulullah SAW bersabda :“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu; mencintai ahlul baitnya; dan membaca al-Quran kerana orang-orang yang memelihara al-Quran itu berada dalam lindungan singahsana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya; mereka beserta para nabi-Nya dan orang-orang suci”. (HR ath-Thabrani)
Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal soleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS al-Isra' (17: 9)
Al-Quran sebaiknya diajarkan pada anak  seawal mungkin, Semakin awal semakin baik. Akan sangat bagus jika sejak anak dalam kandungan seolah-olah calon anak kita itu sudah terbiasa 'hidup bersama' al-Quran; yakni ketika si ibu yang mengandungnya, rajin membaca al-Quran.
7M Agar Anak Selalu Hidup Bersama al-Quran

1.  Mengenalkan
Saat yang paling tepat mengenalkan al-Quran adalah ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Sesekali perlihatkanlah al-Quran kepada anak sebelum mereka mengenal buku-buku lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik. Mengenalkan al-Quran juga boleh dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyah; bukan mengajarinya membaca, tetapi sekadar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C, D. Tempelkan gambar-gambar tersebut di tempat yang sering dilihat anak; lengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, anak akan terpancing untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf al-Quran.

2. Memperdengarkan
Memperdengarkan ayat-ayat al-Quran boleh dilakukan secara langsung atau dengan memainkan kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, insyaAllah memperdengarkan al-Quran akan jauh lebih baik pengaruhnya bagi bayi. Apalagi jika ibunya yang membacanya sendiri. Ketika membaca al-Quran, suasana hati dan fikiran ibu akan menjadi lebih khusyuk dan tenang. Kondisi seperti ini akan sangat membantu perkembangan psikologi janin yang ada dalam kandungan. Ini karena, secara teori kondisi psikologi ibu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi, khususnya perkembangan psikologinya. Kondisi tertekan pada ibu akan berpengaruh buruk pada kandungannya. Memperdengarkan al-Quran boleh dilakukan kapan saja dan di mana saja juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa berbicara, insyaAllah lantunan ayat al-Quran itu akan terekam dalam memorinya. Jangan heran kalau tiba-tiba si kecil lancar melafazkan surah al-Fatihah, misalnya, begitu dia bisa berbicara. Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat al-Quran (surah-surah pendek) kepadanya terbukti memudahkan si anak menghafalkannya.

3.  Menghafalkan
Menghafalkan al-Quran boleh dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah dengan surah atau ayat yang pendek atau potongan ayat. Menghafal boleh dilakukan dengan cara seringkali membacakan ayat-ayat tersebut kepada anak. Jadi latihlah anak untuk menirunya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hafal di luar kepala. Masa kanak-kanak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak.Agar anak lebih mudah mengingat  ayat yang sedang dihafal anak boleh juga sering dibacakan ketika ayah menjadi imam. Disamping anak tidak mudah lupa, hal itu juga sebagai usaha membiasakan diri untuk mengisi kesibukan dengan amalan yang bermanfaat.
Nabi SAW bersabda: “Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya hafalan al-Quran itu lebih cepat lepasnya daripada seekor unta pada tambatannya”. (HR al-Bukhari dan Muslim)

4. Membaca
“Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitab Allah maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahawa alif-lam-mim adalah satu huruf. Akan tetapi, alif adalah satu huruf, lam satu huruf, dan mim juga satu huruf”. (HR at-Tirmidzi).
Sungguh luar biasa pahala dan kebaikan yang dijanjikan kepada siapa saja yang membaca al-Quran. Bimbing dan doronglah anak agar terbiasa membaca al-Quran setiap hari walau cuma beberapa ayat. orang tua penting memberikan contoh. Jadikanlah membaca al-Quran, terutamanya pada pagi hari setelah solat subuh atau setelah solat maghrib, sebagai kegiatan rutin dalam keluarga. Ajaklah anak-anak yang belum boleh membaca untuk bersama-sama mendengar kakaknya yang sedang membaca al-Quran. orang tua mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kaidah-kaidah dan adab membaca al-Quran. Untuk bisa membaca al-Quran, termasuk mengetahui kaidah-kaidahnya, sekarang ini tidaklah sulit. Telah banyak metode yang ditawarkan untuk bisa mudah dan cepat membaca. Ada metode Iqra, Qiroati dan sebagainya.Metode-metode itu telah terbukti memudahkan ribuan anak-anak bahkan orang tua untuk mahir membaca al-Quran. Alangkah baiknya membaca al-Quran ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orang tua. Ketika seorang anak membaca, yang lain menyemaknya. Jika anak salah membaca, yang lain bisa membetulkan. Dengan cara itu, rumah akan selalu dipenuhi dengan bacaan al-Quran sehingga berkah.

5. Menulis
Belajar menulis akan mempermudah anak dalam belajar membaca al-Quran. Ajarkan kepada anak kata-kata tertentu yang mempunyai makna. Dengan begitu, selain anak bisa menulis, sekaligus anak belajar bahasa Arab. Mulailah dengan kata-kata pendek. Jika anak memiliki kemampuan yang lebih dalam menulis huruf al-Quran, mereka bisa diajari lebih lanjut dengan mempelajari seni kaligrafi. Rangkaian huruf menjadi suku kata yang mengandung arti bertujuan untuk melatih anak dalam memperkaya kosa kata, di samping memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya tentang setiap kata yang diucapkan serta mengembangkan cita rasa seni mereka. Jadi, tidak hanya bertujuan mengenalkan huruf al-Quran semata-mata.

6. Mengkaji
Ajaklah anak mula mempelajari isi al-Quran. Ayah bisa memimpinnya setelah solat maghrib atau subuh. Paling tidak, seminggu sekali pelajaran dalam keluarga ini dilakukan. Tema yang diangkat bisa jadi tema-tema yang ingin disampaikan berkaitan dengan perkembangan perilaku anak selama satu minggu atau beberapa hari. Kajian bersama, dengan merujuk pada satu atau dua ayat al-Quran ini, sekaligus dapat menjadi sarana tawsiyah untuk seluruh anggota keluarga. Pada waktu yang sama, tema yang akan dikaji bisa diserahkan kepada anak-anak. Adakalanya anak diminta untuk memimpin kajian. orang tua bisa memberi arahan atau pembetulan jika ada hal-hal yang kurang tepat. Cara ini sekaligus untuk melatih keberanian anak menyampaikan isi al-Quran.

7. Mengamalkan dan memperjuangkan
Al-Quran tentu  bukan hanya untuk dibaca, dihafal dan dikaji. Justru yang paling penting adalah diamalkan seluruh isinya dan diperjuangkan agar benar-benar dapat menyinari kehidupan manusia. Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan serta memperjuangkan al-Quran dan pahala yang akan diraihnya. InsyaAllah, hal ini akan memotivasi anak. Kepada anak juga bisa diceritakan tentang bagaimana para Sahabat dulu yang sangat teguh berpegang pada al-Quran; ceritakan pula bagaimana mereka bersama Rasulullah sepanjang hidupnya berjuang agar al-Quran tegak dalam kehidupan.

Semoga share ini bermanfaat bagi kita semua
Aamiinn ya Rabb,,,,,